1.06.2009

UU BHP Dalam kacamataku

Dunia pendidikan kembali bergejolak, UU BHP yang disahkan oleh DPR tanggal 17 Desember yang lalu menuai kontrofersi masyarakat. Apa dan bagaimana UU BHP itu? mengapa UU itu menuai kontrofersi?

UU BHP merupakan produk turunan dari UU Sisdiknas tahun 2003 terutama pasal 53 ayat 1 yang mengatur tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam pasal tersebut disebutkan bahwa Semua penyelenggara pendidikan dan atau satuan pendidikan formal, baik yang didirikan pemerintah maupun masyarakat, harus berbentuk badan hukum pendidikan. Sehingga secara tidak langsung, pengesahan UU BHP ini merupakan dasar bagi UGM yang telah bergelar PT BHMN untuk memperoleh status hukum yang sangat kuat.

Enny Nurbaningsih, S.H, M.Hum selaku Kepala Kantor Hukum dan Tatalaksana UGM memandang bahwa UU BHP merupakan salah satu bentuk kerangka besar dalam melakukan penataan organisasi pendidikan dalam waktu yang panjang. Dapat diartikan bahwa UU BHP merupakan salah satu bentuk proses evolusi dalam dunia pendidikan Indonesia. Akan tetapi pertanyaannya sekarang adalah, apakah evolusi itu bergerak ke arah positif atau malah sebaliknya?.

Beberapa kalangan yang tidak setuju dengan disahkannya UU tersebut menilai bahwa UU BHP ini melenceng dari UU sebelumnya. Melencengnya UU ini dirasakan Suwignyo dalam pasal 14 ayat 4. Pasal ini mengatur dengan jelas biaya pendidikan yang harus ditanggung oleh pemerintah maupun masyarakat, padahal dalam PP no 48 tahun 2008 jelas dikatakan bahwa partisipasi masyarakat dalam pendidikan bersifat tidak mengikat atau dengan kata lain sukarela.

Pertentangan antara 2 peraturan yang sama - sama dikeluarkan pemerintah ini menjadi sebuah tanda tanya yang besar. Apakah pada saat disahkan UU BHP sudah mengalami tinjauan dan uji yang memang benar - benar mendalam dan menyeluruh? ataukah pengesahan ini hanya memenuhi kepentingan tertentu saja?

Suwignyo kembali menilai bahwa UU BHP memiliki nuansa komoditas yang sangat kental. Hal ini banyak diamini oleh pihak yang kontra akan UU ini. Bila ditinjau kembali UU ini memiliki peraturan - peraturan yang sangat mudah untuk diselewengkan oleh pihak - pihak yang tidak bertanggung jawab.

Sudah menjadi rahasia umum kalau pendidikan yang baik memang membutuhkan dana yang tidak sedikit, tapi apakah biaya yang mahal ini harus ditanggung oleh peserta didik?. Tidak adalah jawaban pasti dari pertanyaan ini. Tapi, UU BHP yang baru disahkan bisa menjadi kekuatan hukum untuk membuat penyelenggara pendidikan meraup yang besar. Dimisalkan biaya pendidikan untuk 1 orang anak adalah 50 juta, maka orang tua harus menanggung biaya sepertiga dari 50 juta, yaitu16,6 Juta Rupiah, uang yang juga terbilang tidak sedikit. Dapat dibayangkan bagaimana jika dana pendidikan yang diperlukan lebih dari angka diatas.

Kenyataan ini belum cukup bagi pemerntah untuk meninjau kembali UU ini. Pemerintah beranggapan UU ini masih sangat berpihak dengan kaum papa. Quota 20 % disedikan bagi kaum kurang mampu yang berpotensi disetiap sekolah dianggap pemerintah mampu mengatasi masalah bagi golongan bawah. Namun kesempatan itu hanya dimiliki oleh orang - orang dengan kondisi KURANG MAMPU TAPI BERPOTENSI. Sudahkan pemerintah memikirkan nasib ORANG - ORANG TIDAK MAMPU dan TIDAK BERPOTENSI? Secara sadar atau tidak, UU ini telah menjebak orang yang tidak mampu dan tidak berpotensi untuk selalu berkubang dalam lingkaran kemiskinan.

Fakta - fakta tersebut dapat menjadi salah satu pertimbangan untuk menentukan apakah UU ini sudah bergerak ke arah yang benar? apakah otonomi yang diberikan kepada lemaga - lembaga pendidikan bukan malah bergerak menuju liberalisasi pendidikan?

Sebuah akhir kontrofersi

Kontrofersi terus bergulir, belum ada kejelasan yang pasti bagaimana kelanjutan dari UU BHP ini. Pencabutan UU ini tidaklah semudah telapak tangan. Heri Akhmadi selaku wakil ketua komisi X DPR RI mengatakan bahwa bila UU dinilai kurang sesuai maka dapat dilakukan uji materi (judicial review) oleh Mahkamah Konstitusi, namun harus dengan prosedur yang sesuai. Namun pencabutan UU ini sendiri bukanlah jawaban yang baik untuk menyelesaikan masalah pendidikan bangsa ini.

Semua pihak baik yang pro maupun yang kontra akan UU BHP ini pada dasarnya sama - sama mengharapkan UU ini bisa menjadi tonggak untuk perbaikan kualitas pendidikan di negri tercinta ini. Bagaikan sebuah pedang, UU BHP bisa bermanfaat atau tidak, bergantung bagaimana implementasinya di lapangan.

Undang - Undang bukanlah hal yang baku, pasti atau mutlak. Amandemen, pencabutan, perubahan, masih dapat dilakukan dalam sebuah UU. Semua tindakan yang diambil sebaiknya berlandaskan kepada cita - cita dan tujuan yang sama yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.


Read More......

1.04.2009

kangen....

Hari ini ujian hari pertama... sebel sich, coz susahnya minta ampoun... Sejarah Asia Timur...
Sudah hampir 4 tahun aku mendekam di kampus ini.... kalau baru kongkow kongow, yang ada ngarasa tua... habis, temen2nya anak 2005 - 2008. Walau kebanyakan manggil nama, tapi tetep aja ngrasa tua... hehehehe
aku harus segera keluar dari kampus tercinta sekaligus jahanam ini......
tiba - tiba kangen sama anak2 ichinen 04, kangen.......

Biasanya kalo baru suntuk gini kita kumpul - kumpul bareng,bersenda gurau di kobata (kolong bawah tangga), atau di bangku putih. memperhatikan setiap orang yang lewat!!! hehehe mengomentari apapun yang bisa dikomentari.... Trus kalo baru pada iseng main plesetan.. plesetan - plesetan ala jogja yang cerdas n ngangenin aku.....
Waktu ngenet..... aku kefikiran ma anak - anak. lahirlah posting ini.. miss u all guys...






Read More......

Perjalanan 3 Hari

Menghabiskan malam tahun baru bersama teman teman cukup membuatku lelah. Kelelahan yang tak membuatku melewatkan hari ini dengan bangun pagi. Tanggal 1 januari 2009, udara pagi yang sejuk menyeka setiap relung paru - paruku. Segera aku berkemas, karena pukul 15.00 sore ini aku harus berangkat ke Lampung.



Tanggal 24 desember kemarin ibuku datang dari lampung, rencananya mau menengok simbah yang baru sakit. Selama di perjalanan, ibuku muntah berulang kali, kepalanya sedikit pusing dan badan terasa sangat lemah. Sesampainya di Jogja, ibu langsung periksa ke Dokter dan analisis dokter manyatakan kalau ibuku mengalami kelelahan yang sangat.

Sampai tanggal 31, keadaan ibuku masih kurang begitu sehat. Badannya masih terasa lemah, dan kadar gulanya dapat dibilang tinggi. Akhirnya saat memesan tiket, aku pesan tiket 2 orang, untuk aku dan ibuku. Secara pribadi aku ngga' tega membiarkan ibu pulang sendiri ke Lampung dalam keadaan selemah itu. Harapanku selama di jalan ibu tidak mengalami sesuatu yang buruk.

Bus yang akan mengantar kami ke Lampung berangkat tepat pada waktunya. Selama perjalanan, kondisi ibuku terbilang cukup prima, walau terkadang ibu merasa mau muntah dan mual, tapi itu masih dalam kadar normal mengingat kondisi jalan yang memang kurang begitu baik. Tepat tanggal 2 pukul 2 siang,aku sampai di lampung, setelah 10 menit menanti, mas nur menjemputku. Langsung saja aku pulang ke rumah, sesampainya dirumah,aku langsung melepas rinduku dengan kedua ponakanku yang lucu n imut - imut. Lili Ais, ngga' nyangka waktu sangat cepat berjalan, mereka sudah tumbuh dengan sangat cepat. Lili Ais tumbuh jadi dua orang yang cantik dan cerdas. Potongan rambut AIS buat aku tersenyum, potongan rambut yang benar - benar unik. Gemes rasanya, pengen nyubitin pipinya yang tembem n cium jidatnya.ehhehehhehehe..

Perjalananku kali ini sangat singkat, karena tanggal 5 januari ini aku harus ujian, maka hari itu juga aku harus pulang ke Lampung. Setelah menyelesaikan beberapa urusan, jam 9 malam hari itu aku pun pulang ke Jogja. Berhubung tidak ada bus malam yang langsung ke Jogja, aku memutuskan untuk menggunakan Damri antar statsiun. Jadi rencananya aku turun di Gambir kemudian melanjutkan perjalanan ke Jogja dengan kereta.

Sabtu pagi, adzan subuh masih jelas terdengar saat aku tiba di statsiun gambir. Dengan segera aku menuju ke tempat jadwal kereta dipasang. Tiba - tiba ada seorang penjaga keamanan menghampiriku. Dengan ramahnya dia membantuku mencari kereta yang tepat untuk pergi ke Jogja. Seperti kedatangannya yang tiba - tiba, secara mengejutkan ia memberiku penawaran. "mas, daripada antri lewat loket, mending beli sama saya aja mas,lewat jalan samping, cukup dengan uang 350 ribu aja", celetuk satpam statsiun itu. Rasa kaget jelas menyerangku, secara bertubi - tubi dia mencoba meyakinkanku untuk beli tiket darinya. Secara halus aku tolak tawaran itu, dan aku pun pergi ke musholla. 350 ribu untuk kereta TAKSAKA, mati aja lu... ogah, fikirku dalam hati. Akupun shalat dan beristirahat di musholla sambil memikirkan tindakan satpam tadi. "Apakah gaji yang diberikan memang sangat tidak layak ya?? sampai - sampai dia melakukan itu?", fikirku berulang kali.

Alarm di hpku berbunyi, sudah pukul 7 lewat sepuluh menit. Aku langsung bergegas menuju loket. Dengan yakin, aku pesan aja Argo Dwipangga jurusan Solo. Setelah pesan, ingin rasanya aku datangi satpam tadi dan bilang, mas, saya pesan ARGO DWIPANGGA LHO!! dan harganya 330 ribu, lebih murah dari TAKSAKA yang mas tawarkan. Tapi karena aku berfikir hal itu tidak banyak berguna, akupun mengurungkan niatku itu.

16.00 sore itu aku sampai di jogja, tepat 3 hari perjalananku pulang pergi lampung jogja. Sungguh perjalanan yang sangat singkat dan melelahkan. Sebenarnya, banyak hal menarik lain yang terjadi selama perjalanan. Tapi rasa kantuk yang menyerangku membuatku terjangkit pemnyakit males nulis.hehehehehhe.....


Read More......

Malam Tahun Baru.......

Entah mengapa, akan tetapi sedari dulu aku tidak pernah menjadikan malam tahun baru menjadi malam yang spesial. Malam tahun baru 2009 ini tidak kulewatkan untuk kontemplasi diri, atau pergi bersama sang kekasih hati, tapi malam tahun ini kuhabiskan bersama teman -teman kostku.



Jam sudah menunjukkan jam 8 malam, waktu aku pergi ke MOTE - MOTE laundry bareng Richard. Pulang dari Laundry, ngga' sengaja lewat Martabak House. MARTABAK HOUSE???, pertanyaan ini muncul dibenakku. Daripada mati penasaran, aku dan Richard akhirnya masuk ke martabak House, nyobain menu yang nangkring di daftar. Dengan kecepatan jempol, jari - jari tanganku mulai menekan tuts - tuts hp menghubungi Viky dan Bowo mengajak mereka untuk segera datang menyusul ke Martabak House.

Setelah meneliti menu makanan yang ada, kamipun segera melayangkan pesanan. 15 menit berlalu, Viky dan teman - teman yang lain belum juga nongol. tapi pesanan kami sudah tersaji di meja. Tanpa basa basi, kamipun segera menyantap martabak UFO Blackhole, martabak UFO darknite, n Martabak UFO (namanya rumit) yang dipesan. Saat suapan pertama nyasar ke mulutku, aku hanya tersenyum. Aku dan Richard saling pandang, kami fikir tidak ada yang spesial dari makanan ini, dari segi harga maupun rasa, makanan ini dibilang biasa. Kalau misalnya diambil skala dari 1 - 10, ya nilai makanan ini 7. Yaa..lumayan lah buat camilan, harga yang diberikan sepadanlah dengan rasa yang ada.

Kok jadi ngomongin makanan sich. Back to topic.....

Setelah berkumpul dan selesai dengan semua martabak yang dipesan, aku dan teman - teman memutuskan untuk segera pulang. Sampe di kost rencananya mau pergi tahun baruan, tapi waktu nengok jam, ee dah jam 9. Malez, penyakit paling berbahaya menjangkit kami semua. Males menerobos macet di tahun baru, males hura - hura menjangkit kami, akhirnya nyanyi bareng jadi pilihan paling mungkin untuk saat itu.

Jam sebelas malem aku memutuskan untuk tidur,eee si very agak ngambek. Dia ngotot banget buat jalan - jalan tahun baruan. Melihat semangat 45 Very untuk tahun baruan, n mengingat selama ini Very tidak pernah mengalami tahun baru diluar, maka kami pun kompak untuk pergi keluar, dengan catatan JALAN KAKI. Chandra yang tadinya sudah tidurpun memutuskan untuk ikut serta.

Malam itu kami berbondong - bondong keluar kost, menghampiri keramaian di sekitar tugu. Tujuan awal kami adalah alum - alun, tapi karena dan cape' akhirnya kami mandeg di Tugu. Hitungan mundur dimulai, tepat pukul 00.00 WIB langit jogja penuh dengan indahnya warna warni kembang api. Tak cukup sampai disitu saja, kami mengadakan tantangan.. Tantangan buat kasih selamat tahun baru buat polwan. Berhubung ada POLWAN yang cantik, akhirnya aku segera saja memutuskan untuk menghampiri polwan itu, ajak salaman, kasih senyum trus akhirnya kasih selamat tahun baru. POLWAN itu dengan sumringah membalas sapa dan salamanku, parasnya yang cantik mungkin lebih cocok jadi model, tapi apa daya polwanpun jadi.hehehehe..

Yuup..malam tahun baru ini aku lewati dengan senang - senang dengan teman - teman, main scrabble, kartu, gitar - gitaran, nyanyi, pokokke melupakan sejenak segala masalah yang ada..... mudah mudahan di tahun 2009, segala apa yang kucita - citakan bisa tercapai. amin....



Read More......

Tahu Tek... Tek...tek....


Jalan - jalan ke probolinggo belum lengkap rasanya kalo belum nyobain yang namanya tahu tek. Tahu tek ini banyak dijual di pinggir alun - alun kota probolinggo. Asal muasal tahu tek sendiri sangat unik..


Nama tahu tek sendiri diambil dari proses pembuatan makanan ini. Makanan yang terdiri dari lontong, kerupuk, tahu, kedelai, kol, mie, plus bumbu ini dibuat dengan mencampur semua bahan itu menjadi satu setelah itu dibagian atas diberi siraman bumbu. Proses pemotongan tahu yang menggunakan GUNTING menghasilkan bunyi "tek tek tek", oleh karena itulah makanan ini kemudian lebih dikenal dengan nama tahu tek. Secara umum, tampilan makanan ini lebih mirip dengan ketoprak, hanya saja yang membuat berbeda adalah bumbunya. Bumbu tahu tek sangat khas. Kalo boleh pinjem istilah pak bondan "pokoke mak nyus".

Harga tahu tek yang tidak menguras kantong juga patut menjadi pertimbangan, cukup dengan 4000 rupiah saja, nikmatnya tahu tek sudah bisa mengisi perut yang kosong. Cuma mungkin bagi orang - orang dengan porsi makan yang besar, 1 porsi tahu tek dirasa masih sangat kurang. Untung porsi Tukang, minimal 3 porsi tahu tek. Tapi bagi manusia normal, 1 porsi sudah cukup mengenyangkan. Jadi bagi yang doyan makan, siap - siap buat nambah lagi..hehehehe



Read More......

12.26.2008

Journey To Bromo (part 2)





Dinginnya angin malam merasuk hingga tulang sumsum. Kuatnya angin membuat pasir - pasir beterbangan, membentuk kumparan - kumparan kecil yang bergerak kesana kemari. Suara gemuruh angin dan pasir yang berhembus kencang membuat suasana malam semakin mencekam, mungkin inilah yang orang bilang dengan "pasir berbisik". Takut.....Gentar.....

Takut..??Gentar..?? semua istilah itu tidak ada dalam kamus kami. Selama masih memungkinkan dan tingkat keselamatan hidup tinggi, kami akan tetap melanjutkan perjalanan hingga pura yang terletak di kaki bukit kawah bromo. Tak lupa, selama perjalanan kami sempatkan memenuhi nafsu kami untuk berfoto ria.. hehehehe.. (narsis abis!!!).

Hari sudah sangat petang ketika kami sampai di pura. Perut yang sudah mulai keroncongan membuat kami segera membuka perbekalan kami. 6 bungkus mie, 2 kaleng kornet, abon, dan 6 kaleng susu beruang menjadi obat yang sangat mujarab bagi lapar kami. Saat - saat makan menjadi momen yang indah bagi kami. Pemandangan yang tersaji membuat makanan kami semakin terasa nikmat. Sinar senja di daerah itu sungguh mengagumkan. Hamparan pasir yang terbentang sejauh mata memandang membuat penat hilang seketika. Gumpalan gumpalan asap yang keluar dari kawah bromo membuat alam bromo terlihat sangat eksotis. Bintang - bintang malam terlihat ramai memenuhi setiap jengkal langit malam. Polusi cahaya yang terbilang nihil semakin membuat bintang bebas memperlihatkan cahayanya. Ya Allah... sungguh besar kuasamu..

Hari semakin malam, kami tidak siap jika harus bermalam di tempat itu. Kami segera beranjak kembali ke penginapan kami. Pada saat itu, kami tidak membawa kompas, satu - satunya penunjuk arah kami hanyalah bintang, dan beberapa cahaya menara komunikasi yang memang sedari awal telah kami jadikan patokan arah kami. Saat aku menceritakan hal ini kepada beberapa temanku, kata yang keluar dari mulut mereka adalah "gila, ngga' safety banget sih lu!!". Aku berfikir, kondisi alam bromo yang tidak ekstrim, dan jalanan yang relatif aman, serta ada patok2 putih penanda membuat tindakan kami ku nilai cukup aman, dan rasional. "Apa yang ngga' safety?", pikirku dalam hati. Yach..terserah pendapat mereka.

Udara yang semakin dingin membuat Richard menggigil kedinginan. Sedari awal sudah kuminta Rchard untuk memakai sepatu, kaus kaki, dan beberapa lapis baju, tapi Richard menolak. Yach..keputusan yang diambil membuatnya merasa kepayahan dan kedinginan saat kami mulai mendaki bukit untuk kembali pulang ke penginapan. Aku dan Nur akhirnya mulai menyesuaikan langkah dengan Richard, beberapa kali kami beristirahat untuk sekedar menghirup udara malam yang segar. Saat - saat istirahat itu kami manfaatkan sebaik mungkin untuk memulihkan energi dan menikmati indahnya langit malam bromo.

Sekitar pukul 10 malam kami sampai di penginapan kami. Kami segera mencuci muka, kaki, dan tangan kami. Suhu air yang sangat sangat sangat dingin membuat badanku menjadi menggigil. Niat kami untuk melihat sunrise membuat kami segera beristirahat. Cuaca yang dingin, mungkin sekitar 15' C membuat kami tidur seranjang ber 3.

Jam 4 pagi, bersiap untuk melihat sunrise dipuncak kawah. Aku dan richard sedikit berdebat tentang jalan mana yang akan kita ambil. Jalan "Gratis" yang singkat tapi lebih sukar, atau jalan mobil yang landai tapi jauh. Setelah berdebat sekian lama, apalagi melihat kondisi Richard yang kurang memungkinkan, kami memutuskan untuk mengambil jalan mobil yang relatif landai. Bu Is, penduduk lokal yang kami kenal, dan tempat kami menginap juga menyarankan hal yang sama.

Dikejar oleh waktu, aku dan nur meniti jalan itu dengan berlari. Richard yang kondisinya kurang begitu prima tertinggal di belakang. Ketika hampir sampai di puncak, aku menoleh kebelakang, menunggu Richard agar tidak tertinggal jauh. Dikejauhan aku melihat Richard dengan tenang menaiki kuda menyusul kami. heheheheh...Richard2X. kepalanya yang di balut kain seperti sorban membuatnya mirip pejuang Afganistan di padang pasir.hehhehe

Setelah sampai di tempat yang datar, kami bertiga secara bergantian foto dengan kuda. Seru, lucu... Puas berfoto ria, kami naik ke atas kawah, melihat sunrise. Tak puas hanya melihat sunrise, aku dan nur akhirnya berjalan mengelilingi kawah. Setelah puas, kami pun berjalan pulang. Ah..sungguh sangat menyenangkan dan tek terlupakan...



Bali, Lombok, Rinjani, Papua, menjadi tujuan berikutnya...

Fuji, dan Alpen....is my dream....

Total biaya:

Jogja - purbalingga : Kereta :28.000, bis 60.000

Statsiun - terminal : LIN (Angkutan kota) :1500

Terminal ke Bromo : 15.000

Penginapan (2 tempat tidur) semalam : 50.000

Makan 2 hari @ 50.000

Total ongkos biaya pulang pergi : 190.000



Read More......

Journey To Bromo....(Part 1)



Utak atik laptop, merapihkan file - file yang sudah lama tidak tersentuh. Eh..tak sengaja foto - foto perjalananku ke Bromo kemali kutemukan. Lucu... seneng..asik..seru....

Tidak butuh waktu lama untuk membuat fikiran dan angan - anganku melayang menembus relung - relung waktu, mengingat kembali masa - masa dimana aku, richard dan nur melakukan perjalanan ke bromo. Perjalanan yang awalnya hanya dari celetuk iseng, benar - benar menjadi perjalanan yang menyenangkan.


3 jam menjelang keberangkatan, aku sudah selesai berkemas. Nur yang menjadi teman seperjalananku bahkan belum menampakkan batang hidungnya. Aku pun memutuskan untuk belanja ke pasar, memnuhi kebutuhanku yang kurasa masih kurang. Saat aku pulang dari pasar, aku mendengar suara Richard yang baru pulang dari tempat favoritnya. Bujuk rayu kukerahkan untuk mengajak Richard ikut perjalanan ini. Arif yang juga kebetulan mampir sebelum berangkat kerja juga ikut membujuk Richard. Rayuan itu seperti terbuang mentah - mentah, dengan puluhan alasan Richard menolak untuk ikut. Sedari awal tekadku sudah sangat bulat, aku bertekad bahwa apapun yang terjadi, berapapun teman yang mau ikut, atau memang bila cuma harus aku sendiri, aku harus tetap berangkat. Karena tekad itu walaupun Richard tidak jadi ikut, itu tidak menjadi soal bagiku.

Tiba - tiba, setengah jam sebelum berangkat, Richard masuk ke kamarku dan bilang tertarik untuk ikut. hehehehe..seneng banget rasanya, semakin banyak yang ikut maka perjalanan akan semakin berwarna, dan tepat pukul 4 sore, kami berangkat ke terminal. Yup....journey it's begin. Affa yang kebetulan saat itu mau pulang kampung, kami mintai tolong menjadi penunjuk jalan, setidaknya sampai kampung halamannya di probolinggo.

Kami berangkat dari terminal Giwangan Yogyakarta pukul 6.30 sore, dengan bus tujuan Surabaya. Setelah beberapa jam perjalanan, pukul 3.30 pagi kami sampai di Probolinggo. Melihat kondisi kami yang lelah kami putuskan untuk beristirahat sejenak di rumah Affa sebelum melanjutkan perjalanan ke Bromo. Setelah cukup beristirahat selama 11 jam, kamipun berangkat. Cerah mentari di hari itu seperti memberi restu kepada kami untuk memulai perjalanan ini. Hal pertama yang paling kuingat sebelum berangkat adalah sarapan kami. Letak probolinggo yang tidak begitu jauh dari laut membuat "sea food" menjadi menu sehari - hari, dan pagi itu kami disuguhi makanan udang goreng yang saaangat enak..

Dari rumah affa, kami naik LIN (sebutan untuk angkutan kota) menuju ke terminal probolinggo. Sesampainya di terminal, kami langsung menuju pintu keluar terminal. Disebelah kiri pintu keluar terminal, berderet minibus (colt) yang akan membawa kami ke Bromo. Orang sekitar biasa memanggil angkutan ini dengan sebutan BISON, Unik bukan??

Sepanjang perjalanan, kami disuguhi pemandangan yang sangat elok. Berkas cahaya matahari yang menembus lebatnya pepohonan, memperlihatkan keindahan warna - warnanya. Gumpalan awan - awan yang baru terbentuk sebagian menempel di ujung - ujung bukit, terlihat seperti gumpalan - gumpalan kapas. Sebagian gumpalan awan yang lain melayang di langit, warnanya kuning akibat sinar senja membuatnya seperti gula - gula yang sering kumakan di waktu kecil. Udara di tempat itu sungguh sejuk dan bebas dari polusi, membuat badan menjadi terasa lebih segar. Tidak hanya itu saja, ketika kami mengalihkan pandangan ke arah belakang, kami disuguhi pemandangan kota probolinggo yang tertata apik, dan hamparan laut pun terlihat samar - samar.

Begitu kagumnya kami akan ciptaan Tuhan membuat dua jam perjalanan kami terasa sangat indah. Waktu di hpku menunjukkan angka 16.30 saat kami sampai di tempat tujuan. Kemudian setelah mendapat penginapan, kami memutuskan untuk segera melihat indahnya kawah bromo. Subhanallah, kata pertama yang terucap saat aku memandang kawah bromo dari kejauhan. Daya tarik keindahannya yang sangat kuat membuat matahari yang mulai tenggelam tak menyurutkan niat kami untuk segera kesana. Jalan yang kami tempuh adalah jalan "GRATIS" yang biasa digunakan oleh penduduk setempat untuk menuju ke kawah. Walaupun terbilang sangat terjal, jalan ini sangat aman untuk dilalui di malam hari.

Dari atas bukit tempat kami memandang kawah bromo pertama kali, kami memperkirakan letak kawah itu kurang lebih 6 sampai 7 km. Kamipun berasumsi dengan kecepatan kami berjalan, kami mampu sampai disana dalam waktu 1,5 sampai 2 jam. Perhitungan tinggalah perhitungan... ganasnya alam membuat perhitungan kami meleset. Kamipun terjebak di tengah gurun pasir... menuju kawah bromo..

(Bersambung........................................)

Read More......